Apakah Blog yang Anda kunjungi saat ini cukup bermanfaat atau memberikan informasi baru bagi Anda?

W.E.L.C.O.M.E

Selamat datang... Semoga mendapatkan informasi atau suatu hal baru yang dapat memberikan pencerahan bagi kita semua.. Silahkan tinggalkan pesan atau komentar jika ada masukan atau hal yang dirasa kurang, guna kebaikan kami di masa datang.. Salam Hangat, Adib..

Searching for...

Rabu, 31 Maret 2010

ALBERT BANDURA

ALBERT BANDURA

À Perhatiannya pada variabel yang dapat diamati, diukur dan dimanipulasi, serta menghindari apapun yang bersifat subjektif, mental dan tidak bisa diamati secara empirik.

À Lingkungan memang membentuk perilaku, tetapi perilaku juga membentuk lingkungan. Bandura menyebut konsep ini dengan determinisme resiprokal, yakni dunia dan perilaku seseorang itu saling mempengaruhi.

À Kepribadian sebagai interaksi dari tiga hal, yakni: lingkungan, perilaku, dan proses psikologi seseorang.

À Bandura mengeluarkan teori yang lebih efektif yang mempengaruhi perilaku manusia, yakni pembelajaran observasional (modelling) dan regulasi diri.

À Beberapa tahapan terjadinya proses modelling adalah:

1. Atensi (perhatian)

Jika kita ingin mempelajari sesuatu, maka kita harus memperhatikannya dengan seksama. Semakin banyak hal yang mengganggu perhatian kita, maka proses belajar akan semakin lambat. Segala hal yang mudah sekali menarik perhatian kita, maka hal tersebut akan mudah sekali untuk kita perhatikan. Misalnya: diantara puluhan balon putih, ada sebuah balon merah. Balon merah ini akan lebih menarik perhatian kita dibandingkan balon yang lain.

2. Retensi (ingatan)

Setelah memperhatikan sesuatu, maka seseorang akan menyimpan informasi atau hal yang diperhatikannya kedalam ingatan. Informasi yang dipertahankan (diingat), suatu ketika dapat kita “panggil kembali” hal yang kita simpan tadi dalam bentuk perilaku.

3. Reproduksi

Sebuah proses menerjemahkan hal atau informasi yang telah kita simpan ke dalam perilaku aktual. Untuk dapat memproduksi sebuah perilaku tertentu, sebelumnya kita harus pernah melakukan sesuatu perilaku itu sebelumnya. Misalnya, bermain ski. Meskipun kita menonton seharian lomba ski, namun kita tidak dapat memproduksi perilaku bermain ski seperti yang diperagakan sebab kita tidak dapat bermain ski. Namun jika kita sebelumnya telah terlatih bermain ski namun belum mahir, maka kita hanya dengan menonton permainan itu dapat mereproduksi gerakan permainan ski yang lebih bagus.

4. Motivasi

Segala hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sebuah perilaku tertentu. Kita tidak akan dapat melakukan apapun jika tidak ada motivasi dari dalam diri untuk meniru. Bandura menyebutkan beberapa motivasi:

a. Dorongan masa lalu, yakni dorongan-dorongan sebagaimana yang dimaksudkan kaum behavioris tradisonal.

b. Dorongan yang dijanjikan (insentif) yang bisa kita bayangkan.

c. Dorongan-dorongan yang kentara, seperti melihat atau teringat akan model-model yang patut ditiru.

À Regulasi diri adalah kemampuan mengontrol perilaku sendiri. Regulasi diri merupakan salah satu penggerak utama kepribadian manusia. Tiga tahap terjadinya regulasi diri adalah :

1. Pengamatan diri, bagaimana kita melihat diri dan perilaku kita secara detil dan cermat.

2. Penilaian, bagaimana kita membandingkan apa yang kita lihat pada diri kita dengan standar ukuran ideal. Misalnya kita membandingkan perilaku kita dengan standar norma perilaku daerah setempat, sehingga kita mendapatkan penilaian “sopan” dan “tidak sopan”.

3. Respon Diri, adalah bagaimana kita memberikan sebuah respon terhadap hal yang terjadi pada diri kita. Penghargaan dapat diberikan ketika kita melakukan hal yang positif, sebaliknya hukuman dapat kita ganjarkan pada diri kita ketika kita melakukan hal yang negatif.

À Konsep paling penting dalam psikologi yang dapat dipahami dari sudut pandang regulasi diri ini adalah konsep diri. Konsep diri adalah bagaimana pandangan seseorang tentang dirinya. Apakah menganggap dirinya sosok yang berharga, atau sebagai sosok pribadi yang tidak berguna.

À Tiga hal yang akan muncul akibat penghukuman diri :

1. Kompensasi, yaitu kompleks superioritas, semisal berkhayal punya harga diri atau kehormatan yang sangat tinggi.

2. Ketidakaktifan, seperti sikap apatis (tidak peduli terhadap segala hal yang terjadi dengan lingkungannya), kebosanan, dan depresi.

3. Pelarian, beralih pada hal-hal yang negatif seperti narkoba, alkohol, atau mungkin bunuh diri.

À Saran Bandura untuk orang-orang yang memiliki konsep diri yang buruk sebagai akibat dari tidak berhasilnya proses regulasi diri, adalah:

§ Pengamatan diri, dengan mengenali kondisi diri yang sesungguhnya saat ini. Pastikan bahwa kita memperoleh gambaran yang tepat tentang siapa diri kita yang sesungguhnya.

§ Memperhatikan standar ukuran, dengan melihat seberapa besar kita meletakkan standar ukuran akan sebuah target atau nilai yang ingin kita capai. Jangan membuat standar ukuran yang terlalu tinggi, sedangkan kita tahu bahwa kita tidak akan mungkin mencapainya dengan kapasitas kita yang sekarang. Sebaliknya jangan pula membuat standar ukuran yang terlalu rendah dan tidak berarti apa-apa. Masing-masing orang mempunyai ukuran dan standar yang berbeda.

§ Memperhatikan respon diri, bentuk respon diri berupa imbalan lebih baik daripada hukuman. Jangan terlalu berkutat pada kegagalan-kegagalan yang kita alami, tetapi berfokuslan bagaimana kita dapat lebih menghargai diri kita sendiri.

À PSIKOPATOLOGIS

Terjadi ketika proses modeling salah. Misalnya seorang anak yang meniru perilaku takut ibunya ketika melihat kecoa. Semula si anak biasa saja ketika melihat kecoa. Namun si ibu tiap kali melihat kecoa selalu berteriak,ketakutan atau mungkin naik ke atas kursi. Si anak yang tidak mengetahui mengapa si ibu berprilaku demikian, tentunya secara tidak sadar akan meniru pola perilaku ibu ketika menghadapi kecoa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar