Apakah Blog yang Anda kunjungi saat ini cukup bermanfaat atau memberikan informasi baru bagi Anda?

W.E.L.C.O.M.E

Selamat datang... Semoga mendapatkan informasi atau suatu hal baru yang dapat memberikan pencerahan bagi kita semua.. Silahkan tinggalkan pesan atau komentar jika ada masukan atau hal yang dirasa kurang, guna kebaikan kami di masa datang.. Salam Hangat, Adib..

Searching for...

Maslow

ORANG YANG MENGAKTUALISASIKAN DIRI
Abraham H. Maslow



Maslow memiliki pandangan yang optimis dan humanistik tentang kodrat manusia. Teori ini sebagai penangkal yang baik terhadap ciri Behaviorisme yang mekanistis dan ciri Psikoanalisa yang suram dan berputus asa.

Menurut Maslow, tujuan mempelajari berbagai macam potensi yang kita miliki adalah untuk perkembangan dan pengungkapan manusia seutuhnya. Maslow percaya bahwa untuk menyelidiki kesehatan psikologis, satu-satunya tipe yang dapat dipelajari adalah orang yang sangat sehat (secara psikologis). Hal ini tentunya berbeda dengan pendapat Freud yang berusaha memahami kodrat kepribadian dengan mempelajari hanya orang-orang yang neurotis dan individu-individu yang mendapat gangguan hebat.

Hanya dengan mempelajari kepribadian-kepribadian yang paling sehat, kita dapat menemukan berapa jauhnya kita dapat merentangkan dan mengembangkan kapasitas-kapasitas kita. Jika kita ingin mengetahui berapa cepatnya manusia berlari, maka kita tidak mempelajari seorang pelari dengan pergelangan kaki yang patah atau pelari yang biasa-biasa saja, melainkan kita mempelajari pemenang medali emas Olimpiade. Itulah yang paling baik.

Berdasarkan penyelidikan Maslow tentang beberapa tokoh-tokoh terkemuka, akhirnya ia menyimpulkan bahwa semua manusia dilahirkan dengan kebutuhan-kebutuhan instinktif. Kebutuhan-kebutuhan universal ini mendorong kita untuk tumbuh dan berkembang, untuk mengaktualisasikan diri kita, dan untuk menjadi apa saja sejauh kemampuan kita. Jadi, potensi untuk pertumbuhan dan kesehatan psikologis menurut Maslow ada sejak lahir. Dalam proses perkembangan individu, apakah akan mencapai aktualisasi diri ataukah tidak, tergantung pada kekuatan-kekuatan individu dan sosial yang memajukan atau justru malah menghambat aktualisasi diri.

Menurut Maslow, meskipun kita dipengaruhi oleh masa kanak-kanak yang malang, namun kita bukanlah korban-korban tetap dari pengalaman-pengalaman ini. Kita dapat berubah, bertumbuh, dan mencapai kesehatan psikologis yang tinggi.

Dalam pandangan Humanistik, manusia memiliki potensi lebih banyak daripada apa yang mereka capai. Apabila kita dapat melepaskan potensi itu, maka kita semua dapat mencapai keadaan eksistensi yang ideal, yakni orang-orang yang mampu mengaktualisasikan diri.



DORONGAN KEPRIBADIAN YANG SEHAT.
Setiap manusia memiliki perjuangan atau kecenderungan yang dibawa sejak lahir untuk mengaktualisasikan diri. Kita didorong oleh kebutuhan-kebutuhan universal dan yang dibawa sejak lahir, yang tersusun dalam suatu tingkat, dari yang paling kuat sampai yang paling lemah.

Tingkat kebutuhan Maslow ibarat anak tangga. Untuk sampai ke anak tangga kedua dan ketiga, kita harus melalui anak tangga pertama dahulu hingga akhirnya dapat menuju ke puncak. Puncak adalah aktualisasi diri. Prasyarat untuk mencapa aktualisasi diri ialah memuaskan empat kebutuhan yang berada dalam tingkat yang lebih rendah.

1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup. Ex: makanan, air, udara, tidur.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman
Maslow percaya bahwa kita semua membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang bersifat rutin dan dapat diramalkan. Ketidakpastian sulit dipertahankan, karena itu kita berusaha mencapai sebanyak mungkin jaminan, perlindungan, misalnya dengan menabung atau mengasuransikan diri atau kendaraan kita. Pada pribadi yang sehat, kebutuhan akan rasa aman tidak berlebih-lebihan. Dia menabung sebagian gajinya untuk hari tua, tetapi tidak separuh lebih dari gajinya perbulan, sehingga ia menjalani hidup yang serba pas-pas’an.

3. Kebutuhan akan Memiliki dan Dicintai
Jika seseorang telah merasa cukup aman, maka ia akan mengembangkan kebutuhan akan memiliki dan dicintai. Kebutuhan ini dipenuhi dengan menggabungkan diri pada sebuah kelompok, menjadi anggota perkumpulan tertentu, mengikuti nilai-nilai yang ada di dalamnya, atau memakai pakaian seragam tertentu dengan maksud supaya merasakan perasaan memiliki terhadap perkumpulan atau kelompok tersebut. Maslow percaya bahwa semakin tinggi mobilitas seseorang (pindah rumah, kota, berganti-ganti pasangan), membuat seseorang makin sulit memuaskan kebutuhan akan memiliki dan cinta.

4. Kebutuhan akan Penghargaan
Penghargaan ini dapat berasal dari orang-orang yang ada di sekitar kita, juga penghargaan kita akan diri kita sendiri. Penghargaan dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman, status, popularitas, atau keberhasilan kita dalam masyarakat. Ada banyak cara supaya orang menghargai kita, seperti menunjukkan mobil mewah kita, kekayaan, pakaian yang kita kenakan, pekerjaan atau gelar akademis kita. Supaya memiliki perasaan harga diri yang sejati, kita harus mengetahui diri kita dengan baik dan mampu menilai secara objektif kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan kita.

Aktualisasi Diri adalah perkembangan yang paling tinggi dan penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua kualitas dan kapasitas kita. Aktualisasi diri dapat tercapai jika semua kebutuhan di atas telah terpuaskan.

Kita tidak didorong oleh kelima kebutuhan itu pada saat yang sama. Hanya salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam satu momen yang akan mendominasi kita. Misalnya ketika kita sangat lapar. Maka yang mendominasi adalah kebutuhan fisiologis, sehingga saat ini kita akan mengabaikan kebutuhan akan rasa aman atau cinta dan penghargaan. Barulah setelah kita mendapatkan makanan maka kita akan mulai memikirkan kebutuhan akan rasa aman.

Seseorang tidak dapat mengaktualisasikan diri sampai setiap kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah telah cukup dipuaskan.



PSIKOPATOLOGIS

Menurut Maslow, dikatakan pribadi yang tidak sehat ketika tidak dapat mencapai aktualisasi diri. Seseorang yang tidak dapat memuaskan kebutuhan aktualisasi diri cenderung akan merasa kecewa, tidak tenang, akibatnya kepribadian memiliki sedikit perasaan ingin tahu tentang segala hal, tidak banyak terlibat dalam kehidupan, dan kurang memiliki semangat hidup.



Referensi : Schultz, D. 1991. Psikologi Pertumbuhan. Terjemahan: Yustinus. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.